Lihat catatan sebelumnya: Dewa Judi Bag I
K ota-kota judi adalah kuil bagi pengembangan diri. Di tahun 1860-an, Monaco adalah wiayah terpencil yang miskin akibat kalah perang dengan Prancis. Kemudian muncullah kasino. Dan sekarang Monaco menjadi negara termakmur di dunia. Las Vegas dulunya adalah gurun yang selalu babak belur oleh badai pasir dan air bah – ‘daerah yang dilupakan Tuhan’, menurut istilah para misionaris abad 19, hingga akhirnya ia tumbuh menjadi kota yang sekarang paling menarik dikunjungi tiap tahunnya mengungguli Mekkah. Hal Rothman, sejarawan Amerika menuliskan motto Las Vegas, sebuah pertanyaan yang diajukan ke tiap pengunjung kota:’Apa yang kau inginkan dan berapa yang akan kau bayar untuk mewujudkannya?’
Kapal Feri yang menuju ke Macau disambut oleh kerumunan calo. Saat aku berkunjung beberapa tahun lalu, aku bertemu dengan sosok gemuk mengenakan setelan seperti yang biasa dipakai anjing dalam film-film kartun, bergaris-garis dan memakai topi jerami ala pendayung gondola. Ia melambaikan tangannya. Dia adalah mascot dari penginapan Venetian di Macau – saudara kembar dari penginapan Venetian di Las Vegas. Di kejauhan nampak pemandangan kota berlatar perbukitan yang dijejali bangunan tinggi (sisa-sisa benteng Portugis) dan rimbunnya hutan cemara China. Di tengah kerumunan, seorang wanita muda membagikan selebaran iklan untuk menawarkan telefon bebas-tagihan bagi yang berbahasa Mandarin untuk membeli perumahan gaya Amerika dengan potongan harga.
Macau, yang memiliki populasi setengah juta, mirip China yang diminiatur dan diperkuat. Macau dan China dijiwai oleh formula serupa: ambisi, kecepatan dan resiko. Hanya saja di Macau jumlah uang dan manusianya telah melewati penyaringan hingga menghasilkan inti sari yang begitu ampuh, dan itu menjadi salah satu kekuatan terbesar Macau. Satu generasi lalu, Macau adalah penghasil kembang api, mainan dan bunga plastik. Hari ini, perusahaan-perusahaan itu telah lenyap. Penghasilan rata-rata penduduk kota melampaui yang dicapai Eropa. Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin sangat lebar. Pembangunan tak ada hentinya. Tiap malam, api mesin las menyala dari atas bangunan. Di tanah, trotoar disampahi oleh selebaran-selebaran yang menjanjikan pertemuan dengan gadis-gadis dari berbagai benua.
Kasino-kasino Amerika pun tak mau kalah. Tahun 2006, Steve Wynn, pionir kebangkitan kembali Las Vegas di tahun 1990-an, membuka kasino di Macau. Hasil yang didapatnya 2/3 lebih banyak dari keuntungan global yang diperoleh di Las Vegas. Ia mempelajari bahasa China, dan mengatakan tentang pemindahan kantor pusatnya ke Macau. “Kita benar-benar perusahan China sekarang. Bukan Amerika,” ujarnya.
Macau telah menjadi daya tarik utama perusahan-perusahan China dalam beberapa tahun terakhir. Di Nevada, semenjak menurunnya jumlah wisatawan di tahun 2008, pendapatan dari perjudian menurun drastis hingga mendekati 2 persen dalam dua tahun – kemerosotan terparah dalam sejarah negara bagian Amerika Serikat. Segala perbaikan dilakukan, tetapi Nevada masih memiliki angka pengangguran dan penyitaan yang tinggi. Gary Loverman, pemimpin Caesars Entertainent, adalah salah satu dari sedikit bos kasino yang melewatkan kesempatan mendirikan perusahaan di Macau. “Kesalahan besar,” ucapnya. “Aku keliru, benar-benar keliru.” Bahkan menurut standar China, kecepatan pertumbuhan di Macau sangat mendebarkan hati; dalam satu decade, ekonomi melambung dengan rata-rata 19 persen pertahun – mendekati dua kali pertumbuhan China sebagai wilayah utama. Tahun 2010, perputaran taruhan di Macau mencapai sekitar 600 miliar dolar, kira-kira sama dengan jumlah uang yang ditarik dari seluruh mesin A.T.M di seluruh Amerika dalam setahun.
Pemerintah Amerika Serikat meyakini bahwa perpindahan uang di atas meja di Macau hanyalah gambaran kecil dari keadaan sebenarnya. Menurut laporan tahunan Kongres Eksekutif Amerika Serikat untuk China tahun 2011, pertumbuhan di Macau selain didorong oleh aliran uang dari penjudi-penjudi China dan pertumbuhan kasino Amerika, juga dibarengi oleh meluasnya korupsi, organisasi kriminal dan pencucian uang. Juan Zarate adalah salah satu pejabat senior anti terorisme di masa pemerintahan Bush yang pernah memberikan sangsi pada salah satu bank swasta di Macau yang diduga memfasilitasi keuangan – juga hal-hal lainnya – bagi pengembangan nuklir Korea Utara. “Orang yang anti pencucian uang sangat memahami resiko sebenarnya yang ada di Macau,” kata Zarate. David Asher, departemen luar negeri dan penasihat senior untuk wilayah Pasifik dan Asia Timur menyebut Macau sebagai ‘tempat sampah kejahatan keuangan’.
Kapal Feri yang menuju ke Macau disambut oleh kerumunan calo. Saat aku berkunjung beberapa tahun lalu, aku bertemu dengan sosok gemuk mengenakan setelan seperti yang biasa dipakai anjing dalam film-film kartun, bergaris-garis dan memakai topi jerami ala pendayung gondola. Ia melambaikan tangannya. Dia adalah mascot dari penginapan Venetian di Macau – saudara kembar dari penginapan Venetian di Las Vegas. Di kejauhan nampak pemandangan kota berlatar perbukitan yang dijejali bangunan tinggi (sisa-sisa benteng Portugis) dan rimbunnya hutan cemara China. Di tengah kerumunan, seorang wanita muda membagikan selebaran iklan untuk menawarkan telefon bebas-tagihan bagi yang berbahasa Mandarin untuk membeli perumahan gaya Amerika dengan potongan harga.
Macau, yang memiliki populasi setengah juta, mirip China yang diminiatur dan diperkuat. Macau dan China dijiwai oleh formula serupa: ambisi, kecepatan dan resiko. Hanya saja di Macau jumlah uang dan manusianya telah melewati penyaringan hingga menghasilkan inti sari yang begitu ampuh, dan itu menjadi salah satu kekuatan terbesar Macau. Satu generasi lalu, Macau adalah penghasil kembang api, mainan dan bunga plastik. Hari ini, perusahaan-perusahaan itu telah lenyap. Penghasilan rata-rata penduduk kota melampaui yang dicapai Eropa. Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin sangat lebar. Pembangunan tak ada hentinya. Tiap malam, api mesin las menyala dari atas bangunan. Di tanah, trotoar disampahi oleh selebaran-selebaran yang menjanjikan pertemuan dengan gadis-gadis dari berbagai benua.
Kasino-kasino Amerika pun tak mau kalah. Tahun 2006, Steve Wynn, pionir kebangkitan kembali Las Vegas di tahun 1990-an, membuka kasino di Macau. Hasil yang didapatnya 2/3 lebih banyak dari keuntungan global yang diperoleh di Las Vegas. Ia mempelajari bahasa China, dan mengatakan tentang pemindahan kantor pusatnya ke Macau. “Kita benar-benar perusahan China sekarang. Bukan Amerika,” ujarnya.
Macau telah menjadi daya tarik utama perusahan-perusahan China dalam beberapa tahun terakhir. Di Nevada, semenjak menurunnya jumlah wisatawan di tahun 2008, pendapatan dari perjudian menurun drastis hingga mendekati 2 persen dalam dua tahun – kemerosotan terparah dalam sejarah negara bagian Amerika Serikat. Segala perbaikan dilakukan, tetapi Nevada masih memiliki angka pengangguran dan penyitaan yang tinggi. Gary Loverman, pemimpin Caesars Entertainent, adalah salah satu dari sedikit bos kasino yang melewatkan kesempatan mendirikan perusahaan di Macau. “Kesalahan besar,” ucapnya. “Aku keliru, benar-benar keliru.” Bahkan menurut standar China, kecepatan pertumbuhan di Macau sangat mendebarkan hati; dalam satu decade, ekonomi melambung dengan rata-rata 19 persen pertahun – mendekati dua kali pertumbuhan China sebagai wilayah utama. Tahun 2010, perputaran taruhan di Macau mencapai sekitar 600 miliar dolar, kira-kira sama dengan jumlah uang yang ditarik dari seluruh mesin A.T.M di seluruh Amerika dalam setahun.
Pemerintah Amerika Serikat meyakini bahwa perpindahan uang di atas meja di Macau hanyalah gambaran kecil dari keadaan sebenarnya. Menurut laporan tahunan Kongres Eksekutif Amerika Serikat untuk China tahun 2011, pertumbuhan di Macau selain didorong oleh aliran uang dari penjudi-penjudi China dan pertumbuhan kasino Amerika, juga dibarengi oleh meluasnya korupsi, organisasi kriminal dan pencucian uang. Juan Zarate adalah salah satu pejabat senior anti terorisme di masa pemerintahan Bush yang pernah memberikan sangsi pada salah satu bank swasta di Macau yang diduga memfasilitasi keuangan – juga hal-hal lainnya – bagi pengembangan nuklir Korea Utara. “Orang yang anti pencucian uang sangat memahami resiko sebenarnya yang ada di Macau,” kata Zarate. David Asher, departemen luar negeri dan penasihat senior untuk wilayah Pasifik dan Asia Timur menyebut Macau sebagai ‘tempat sampah kejahatan keuangan’.
0 comments: