Dewa Judi

By | Thursday, April 19, 2012 Leave a Comment
sungai Pearl
Sumber gambar: cromwell-intl.com
Akhir musim semi tahun 2007. Siu Yun Ping, pria 50 tahun bekas tukang cukur mulai melakukan perjalanan rutin dari kampungnya di Hongkong ke Macau , satu-satunya wilayah di China di mana perjudian dilegalkan. Macau berada di tengah ceruk pantai berkarang. Di situlah sungai Mutiara mengalir hingga Laut China Selatan. Luasnya kira-kira sepertiga Manhattan, meliputi semenanjung daerah tropis dan sepasang pulau yang kalau dilihat di peta mirip serpihan roti. Sudah lama pemimpin Mao melarang perjudian di China, tapi tidak di Macau. Hal itu disebabkan oleh faktor sejarah: Macau adalah wilayah jajahan Portugis selama hampir 500 tahun, dan ketika dikembalikan ke China tahun 1999, wilayah itu berhak memelihara tradisi kebebasannya, yang oleh W.H Auden dibaptis sebagai candunya katolik Eropa. Munculnya orang-orang kaya baru China memicu gelora pembangunan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tahun 2006 pendapatan kasino di Macau melampaui Las Vegas, hingga akhirnya dijuluki kota judi terbesar di dunia. Hari ini, perputaran uang di Macau melebihi apa yang oleh Las Vegas capai selama 5 tahun lebih.

Siu Yun Ping – atau Saudara tua Ping, begitu teman-temannya memanggilnya – terkenal karena keberuntungan kecil yang didapatnya. Ia dibesarkan di rumah reyot beratap seng di sebuah pemukiman liar yang kumuh di Hongkong. Pada tahun ia dilahirkan, banjir bandang menghantam desa, disusul kemudian dengan kekeringan dan serbuan topan. “Sepertinya Tuhan ingin menjadikan kami gila dengan cara menghancurkannya” kenang salah seorang pejabat.

Siu memiliki 5 saudara kandung. Pendidikan terakhirnya hanya SD. Ketika tidak sedang sibuk mencukur, ia bekerja sebagai tukang jahit atau kuli bangunan. Judi adalah keterampilan ilegal di Hongkong. Tapi dalam berbagai komunitas masyarakat China, judi adalah teknik dasar dalam menjalani hidup. Pada usia 9 tahun, Ping sering menyelinap ke dalam kerumunan orang yang sedang menonton permainan kartu. Pada usia 13 tahun, ia mulai bermain dengan taruhan kecil, hingga salah satu kelompok judi bawah-tanah menyewanya untuk berkeliaran di sekitar pemain mengawasi tangan-tangan mereka. “Aku awas dalam mengamati pergerakan seseorang,” kata Ping.”Kapanpun aku melihat seorang pemain melakukan kecurangan, aku adukan ke bos.”

Menginjak dewasa, ia mulai bermain kartu, memperoleh kesuksesan yang sedikit lumayan. Ping bukanlah sosok yang mempesona: pipi montok, rambut tebal dan memiliki mata yang awas. Ia menikah di usia 19 tahun, menghasilkan 3 anak. Kemudian bercerai. Tidak lama setelah itu ia menikah kembali. Di desa kelahirannya, Fuk Hing (yang artinya perayaan keberuntungan.), Ping biasa dipanggil dengan sebuah nama yang ia sendiri sepertinya tidak begitu mempedulikannya: Lang Tou Ping, atau penjudi keras kepala.

Ketika masih menjadi tukang cukur, Ping berkawan dengan seorang gadis local bertubuh kurus bernama Wong Kam-ming. Wong tinggal di wilayah yang sama dengan Ping – wilayah yang terkenal paling miskin di Hongkong. Juga seperti halnya Ping, ia pun tidak melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi. Mereka kadang bertemu untuk makan malam di sebuah warung tempat Wong bekerja. Lalu Ping berusaha di bidang pengembangan kota – membangun dan menjual perumahan di sekitar pesawahan di desanya, sementara Wong meembuka warung makan. Mereka tidak lagi sering bertemu, tapi Ping mengatakan bahwa mereka sudah seperti saudara. Kemudian hubungan mereka kembali rekat di tahun-tahun berikutnya, ketika Wong mulai mendapat pekerjaan sampingan di Macau sebagai ‘agen pesta’. Tugasnya merekrut para penjudi, memberi mereka pujian dan meningkatkan kepercayaan diri mereka, dan ia mendapat persenan dari setiap kemenangan yang diraih pemain. Salah satu yang direkrutnya adalah Siu Yun Ping.

Satu atau dua kali dalam seminggu, Siu Yun Ping melakukan perjalanan selama satu jam melintasi sungai Mutiara yang keruh menggunakan kapal feri. 7 ribu orang datang tiap harinya untuk mengadu untung di Macau, separuh dari mereka adalah penduduk China. “Tiap sepuluh orang yeng berjudi, mungkin hanya tiga yang akan menang,” ucap Siu. “Dan jika ketiganya tetap bermain, hanya satu yang lolos menang.”

Siu Yun Ping bermain baccarat, judi favorit orang-orang China (memiliki peluang yang lebih banyak dan mudah dimainkan). Gaya puncto banco adalah permainan judi favorit di Macau. Tidak membutuhkan skill khusus, dan hasilnya dapat langsung dipastikan ketika kartu dibagikan.

Agustus 2007, beberapa minggu sejak pertama kali melakukan perjalanan rutin ke Macau, Siu Yun Ping berhasil meraih serangkaian kemenangan. Suatu hari ia menang sampai ratusan dolar. Di hari lainnya ia membawa pulang ratusan ribu dolar. Atas rekomendasi Wong, Ping diundang ke ruang mewah kelas V.I.P, tempat yang hanya terbuka bagi para petaruh besar. Sejak itu Ping bolak-balik melakukan perjalanan menggunakan helikopter melintasi sungai Mutiara.Semakin banyak Ping bermain, semakin banyak pula Wong mendapat upah dan tips. Satu hari menjelang musim hujan, Siu sukses meraup rentetan kemenangan yang hanya mungkin terjadi di Las Vegas. Kemenangan itu sekaligus menunjukkan bahwa Macau adalah tempat di mana hal itu bisa diraih dengan mudah, tak peduli apakah kau seorang bekas tukang cukur di Hongkong atau salah satu orang terkaya di Amerika.

Bersambung ke bag. 2


Macau
Sumber gambar: Newyorker.com



Newer Post Older Post Home

0 comments: