Revolusi Tahun 1905

By | Monday, July 26, 2010 Leave a Comment


Teori-teori revolusioner tidak muncul dengan spontan dalam otak para pemikir. Ia muncul sebagai hasil dari pengalaman praktis, terutama pengalaman perjuangan. Ini terbukti dalam revolusi tahun 1905. Setelah revolusi tersebut, Leon Trotsky mengkaji semua pengalamannya, lalu mengembangkan teori 'revolusi berkelanjutan' yang meramalkan perkembangan revolusi tahun 1917. Sementara itu, Rosa Luxemburg, yang juga memiliki peran dalam revolusi Tahun 1905, telah menulis bukunya mengenai pemogokan umum. Dan revolusi Tahun 1905 itu seringkali dinamakan Latihan Besar bagi perisitiwa 1917.

Pada awal abad ke-20, pemerintahan Rusia dipegang oleh Tsar secara otokratis, tanpa adanya organisasi demokratis. Kebanyakan penduduk merupakan petani yang hidup dalam keadaan semi-feodal. Namun demikian, kapitalisme sudah mulai tumbuh pesat. Sebagian besar dari industri produksi digerakkan untuk memenuhi kebutuhan militer negara, tetapi ada juga industri tekstil besar yang mempekerjakan banyak karyawan perempuan.

Kapitalisme telah berkembang di Rusia dengan sedikit terlambat. Ini sebenarnya bersifat paradoks: pabrik-pabrik yang ada di Rusia sangatlah modern dan berskala besar. Kelas buruh masih kecil dari segi relatif, tetapi terpusat di tempat-tempat kerja yang modern, canggih dan besar - jauh berbeda dari pabrik-pabrik kecil yang menyifati tahap-tahap awal revolusi industri di Inggris. Inilah yang disebut oleh Trotsky sebagai fenomena 'perkembangan bergabung.'

Kelas buruh muda telah memulai perjuangan yang besar. Pada tahun 1896, pekerja tekstil di ibu negara, St. Petersburg, telah memulai pemogokan umum yang pertama. Dalam dua tahun berikutnya, jumlah aksi permogokan telah tumbuh dengan cepat. Namun, pemerintah Rusia membalasnya dengan penindasan tajam, sedang ekonomi Rusia mulai merosot, sehingga perjuangan buruh tenggelam sebentar.

Pada saat itu, sudah ada kelompok-kelompok revolusioner, termasuk Partai Demokrasi Sosial Pekerja Rusia. Dalam partai tersebut telah timbul dua kelompok yang dinamakan kelompok Bolshevik dan kelompok Menshevik (yang berarti 'mayoritas' dan 'minoritas'). Mereka seringkali mengalami penindasan dan para pemimpin mereka tidak jarang dipenjarakan, tetapi mereka semakin berpengaruh di kalangan rakyat. Ketua polisi Rusia telah berucap mengenai pengaruh tersebut:

Selama 3 atau 4 tahun ini, anak-anak Rusia kita yang dulunya begitu pasif, semakin menjadi seperti unsur intelektual yang hampir memahami abjad; mereka merasakan tanggung jawab untuk memperkecil-kecilkan agama dan keluarga, tidak mementingkan hukum yang ada, dan mentertawakan pihak yang berkuasa.

Pada tahun 1904, Rusia telah berperang dengan Jepang. Pada mulanya, peperangan itu membangkitkan ombak patriotik, sementara jumlah aksi permogokan merosot. Namun, tidak lama kemudian, perasaan itu mulai melesap, karena rakyat terpaksa menanggung beban perang tersebut. Gaji kaum buruh merosot sebanyak 25 persen. Di medan pertempuran, para pemimpin militer telah melakukan kesalahan-kesalahan besar sehingga Rusia akhirnya kalah dalam peperangan itu.

Pada bulan Desember 1905, beberapa aksi permogokan meletus. Empat orang pekerja dipecat. Kaum pekerja kemudian mengatur pemogokan umum di ibu kota. Seorang pendeta bernama Gapon telah menganjurkan agar kaum buruh bertandang ke istana untuk menuntut bantuan Tsar, yang saat itu masih didukung oleh rakyat. Para pekerja telah mengatur surat permohonan, yang bukan saja berisi tuntutan ekonomi biasa tapi juga tuntutan politik, seperti kebebasan berbicara, kebebasan pers, tanah untuk golongan petani, organisasi parlemen, dan penghentian peperangan. Gugatan ini mencerminkan pengaruh pihak sosialis revolusioner, dan agak melebihi apa yang dibayangkan oleh Pendeta Gapon (yang sebenarnya adalah seorang rasional).

Pada 9 Januari 1905, ribuan karyawan telah datang ke istana. Menyanyikan lagu-lagu keagamaan sambil mengusung gambar Tsar. Tsar menolak peluang untuk bertemu dengan mereka, dan tentara menembak para demonstran itu. Lebih dari seribu orang meninggal dunia, dua ribu lagi cedera. Hari itu kemudian dikenal sebagai 'Hari Minggu Berdarah.' Kaum pekerja telah mengatur pemogokan umum di St. Petersburg, yang kemudian menyebar ke ke kota-kota lain. Satu ciri yang muncul dari pemogokan tersebut adalah bahwa tuntutan ekonomi dan tuntutan politik bangkit bersama-sama dan menguatkan satu sama lain. Pihak penguasa terpaksa menyerahkan beberapa perubahan, dan di berbagai daerah kaum buruh memenangkan sedikit hak politik. Partai-partai kiri kini dapat bergerak dengan bebas.

Pada bulan Agustus, Tsar telah menyetujui pembentukan Duma, yaitu organisasi parlementer. Namun, Duma itu hanya dimaksudkan sebagai badan penasihat, dan kaum pekerja tidak diwakili sama sekali. Di Petersburg, dengan jumlah penduduk sebesar 1.4 juta, hanya 13.000 penduduk dilibatkan dalam pemilu. 'Perubahan' ini hanya menaikkan darah rakyat, dan pada bulan Oktober dimulai ombak permogokan sekali lagi.

Pemogokan tersebut telah melumpuhkan perusahaan kereta dan kantor-kantor pos. Sekolah-sekolah ditutup, pasokan gas dan air dihentikan dan sistem komunikasi lumpuh.

Perjuangan kaum buruh menjadi inspirasi bagi rakyat tertindas lainnya. Kaum tani mulai membakar rumah-rumah tuan tanah dan merampas tanah dan makanan. Tentara bawahan telah memberontak. Kaum pekerja perempuan yang terlibat dalam (dan seringkali memimpin) aksi-aksi permogokan, kemudian memberanikan diri untuk menentang penindasan seperti godaan seksual, serta menuntut hak liburan untuk menyusui anak mereka.

Pada saat itu, para pekerja di ibu kota telah mendirikan sebuah organisasi politik yang sangat efisien untuk mengatur perjuangan ekonomi dan politik. Organisasi ini dinamakan 'soviet' (dewan buruh). Soviet itu berasal dari dewan-dewan permogokan di tempat-tempat bekerja. Dewan ini sangatlah bersifat demokratis dan mewakili seluruh kelas buruh. Seperti dalam Komuni Paris, wakil-wakil dapat dipanggil balik pada setiap saat, dan gaji mereka tidak melebihi gaji seorang pekerja biasa. Tetapi berbeda dengan Komune Paris, majlis ini didasarkan pada wakil dari tempat kerja, sehingga bersifat 100 persen kaum proletar. Dewan seperti itu telah muncul di seluruh Rusia dan mulai menentang penguasa. Para pekerja mulai menganggap soviet-soviet itu sebagai pemerintahan mereka sendiri.

Dan dewan-dewan itu memang merupakan sesuatu pemerintahan yang bersaing dengan pemerintahan Tsar. Soviet-soviet tersebut dibentuk untuk melayani kebutuhan kaum buruh dalam perjuangan sehari-hari - seperti mengatur aksi permogokan, meyebar informasi, dan mencari makanan, obat dan transportasi bila industri dihentikan oleh pemogokan. Namun, ia telah menjadi sebuah organisasi revolusioner dengan cepat.

Pemberian tambahan dari Tsar gagal menyenangkan hati para pekerja, dan pada bulan November dimulai ombak pemogokan yang ketiga. Dalam aksi bulan November, hari kerja 8 jam menjadi tuntutan utama. Sehingga pihak pimpinan perusahaan tidak melibatkan diri dalam pergolakan tersebut, karena mereka sendiri menginginkan reformasi politik terbatas, dan tidak merisaukan diri jika reformasi itu diperjuangan oleh kaum buruh. Tetapi tuntutan demi hari bekerja 8 jam tidak digemari oleh mereka. Mereka mulai menentang gerakan buruh dengan ganas. Dalam pada itu, pihak polisi dan pemerintahan lokal telah mengizinkan sekelompok rasis bernama 'Ratusan Hitam' untuk menyerang para pekerja.

Soviet di St. Petersburg telah dibubarkan pada 3 Desember. Soviet di Moskow memberontak tetapi pemberontakan itu dihancurkan setelah perjuangan selama 9 hari.

Sepanjang tahun 1905, aksi buruh seringkali lebih maju dari yang diharapkan oleh golongan revolusioner. Fenomena soviet tidak diramalkan oleh teori-teori sayap kiri. Soviet-soviet telah dikembangkan secara spontan oleh kelas buruh, walaupun dipengaruhi oleh pengalaman Komune Paris. Pada awalnya, Partai Bolshevik tidak merisaukan diri dengan dewan-dewan itu, yang dianggap bertentangan dengan peran pemimpin partai. Pada saat yang sama, golongan Bolshevik masih berpegang pada cara-cara sempit dan bersifat konspirasi, yang diajukan oleh Lenin dalam tulisannya berjudul Apa Yang Harus Dilakukan? Tulisan itu diterbitkan pada tahun 1903, pada masa ketika golongan Bolshevik terpaksa bergerak secara rahasia. Oleh kerana itu, Lenin telah mengajukan struktur-struktur tegas untuk kaum-kaum revolusioner professional, yang dianggap akan membawa kesadaran revolusioner kepada kelas pekerja 'dari luar.' Kebanyakan kader Bolshevik meremehkan perjuangan rakyat yang mereka anggap sebagai bersifat 'tidak politikal.'

(Rosa Luxemburg merupakan pemimpin yang paling memahami bagaimana pemogokan umum yang melibatkan seluruh rakyat pekerja dapat berinteraksi dengan perjuangan politik dalam perkembangan revolusioner.)

Peristiwa-peristiwa tahun 1905 memaksa kaum Bolshevik untuk mengubah sikap. Lenin (yang pada waktu berada di luar negeri) dengan segera melihat potensi dewan-dewan buruh, tetapi hanya dalam perdebatan sengit dia dapat meyakinkan aktivis-aktivisi partai. Kemudian, partai Bolshevik telah terlibat dalam soviet-soviet dengan yakin. Lenin juga telah menyarankan agar pihak Bolshevik "membuka pintu partai seluas-luasanya" dan menyambut ribuan buruh radikal yang ingin menjadi anggota partai. Para pekerja muda ini sangat penting untuk menyeimbangkan kader lama yang terbukti terlalu konservatif dalam pergolakan tahun 1905.

Revolusi tahun 1905 telah membuktikan bahawa kelas kapitalis tidak ingin dan tidak mampu memimpin revolusi demokratik borjuasi. Mereka lebih mementingkan penghapusan sisa-sisa feodal dalam sistem ekonomi dan politik, tetapi menakut-nakutii kekuatan revolusioner kelas buruh. Ini telah menjadi titik awal bagi teori Revolusi selanjutnya, yang dikembangkan oleh Leon Trotsky berdasaran pengalaman pergolakan tahun 1905 itu. Menurut Trotsky, penguasaan cara-cara produksi kapitalis di tingkat global berarti bahwa perjuangan sosialis bisa dimulai di Rusia. Kaum pekerja bukan saja patut memimpin perjuangan demokrasi, tetapi juga dalam perjuangan itu mereka harus bergerak lebih jauh dan menghadapkan revolusi ke arah sosialisme.

Kaum revolusioner harus belajar dari perjuangan spontan kaum buruh. Meskipun itu, sebuah partai revolusioner masih adalah penting. Partai Bolshevik telah mengukuhkan diri ketika revolusi tahun 1905 dikalahkan, sehingga pelajaran-pelajaran itu tidak akan terlupakan. Tanpa Partai Bolshevik, revolusi Oktober 1917 tidak mungkin berhasil.



 
 
Newer Post Older Post Home

0 comments: