Kebo Di Pelupuk Mata Tak Tampak, Kemaluan Di Seberang Lautan Tampak

By | Wednesday, July 28, 2010 Leave a Comment
no-images Anda pasti tahu, judul  di atas adalah modifikasi serampangan dari peribahasa gajah di pelupuk  mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak.


Awalnya aku menyusun kalimat modifikasi itu berupa kemaluan di pelupuk mata tak tampak, kemaluan di seberang lautan tampak. Tapi ketika kucermati kembali, dengan sedikit memperhatikan unsur rasa dan keindahan, agar tidak terlalu kelihatan serampangan, akhirnya aku putuskan untuk memilih kata kebo sebagai pengganti gajah.

Alasan lain mengapa memilih kebo, bukan sapi atau kambing adalah karena dalam bahasa Indonesia kebo ternyata bisa merujuk pada kemaluan, seperti pada istilah kumpul kebo.  Walaupun sebenarnya aku kurang setuju dengan istilah ini. Pertama Dilihat dari segi bahasa misalnya, kata kebo mestinya diganti dengan kerbau, kalau ingin menyerapnya ke dalam bahasa Indonesia.

Alasan ke dua, kalau misalnya kumpul blogger di artikan berkumpul dengan para  blogger,  temu alumni berarti bertemu dengan para alumni, kumpul kebo berarti berkumpul dengan kebo. Bukankah Anda sendiri tahu, satu-satunya golongan manusia yang suka berkumpul dengan kerbau, dalam hal ini kebo,  adalah petani.  Sedangkan kumpul kebo sendiri dalam masyarakat Indonesia merujuk pada satu hal yang negative. Yang  kurang lebih bermakna 'hidup bersama sebagai suami istri di luar pernikahan'.

Ternyata dalam tata bahasa pun petani juga tak luput dari aniaya. Aktifitasnya dipinjam untuk urusan keburukan, amoral, tak berakhlak, tak beretika, tak berbudi pekerti, tanpa  sopan santun, tak bermartabat, menurut istilah SBY. Atau urusan kemaluan, menurut istilahku.

Dalam pelajaran bahasa dan satra Indonesia, kita mengenal  fungsi imbuhan ke-an, antara lain membentuk kata benda abstrak, seperti  keindahan, yang berasal dari kata indah. Contoh lainnya adalah kata kemaluan itu sendiri, yang berasal dari kata malu.

Selain  itu imbuhan ke-an juga mengandung makna hal atau keadaan. Seperti pada kata keberanian, dari kata dasar berani. Ada juga makna lain dari ke-an yaitu merasakan dengan sangat, contohnya pada kata dingin, setelah ditambah imbuhan ke-an menjadi kedinginan, yang bermakna kurang lebih merasakan dengan sangat hawa dingin. Dan sekali lagi kata kemaluan bisa dicontohkan di sini.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, di situ tercatat kemaluan bisa berarti mendapat malu;  hal malu atau sesuatu yg menyebabkan malu.

Sampai di sini semoga Anda sepakat dengan serampangan-serampanganku ini.

Atau  jangan-jangan Anda malah bingung? Kalau iya, mari bersama-sama kita bersyukur. Karena dengan begitu kita berbakat menjadi seorang pejabat. Anda tahu, para pejabat memang paling hobi bingung dalam mencerna masalah, sekaligus juga paling  mahir membuat orang lain bingung.

Sebelum kuakhiri, aku ingat pada salah satu berita beberapa hari lalu, yang menyatakan bahwa Presiden mengungkap secara terang-terangan perasaan malunya di depan sejumlah ulama dari Majlis Ulama Indonesia berkaitan dengan peredaran video porno. Presiden juga menganggap hal itu sebagai tragedi yang memalukan.

Pernyataannya itu serius. Dan tentu saja aku tidak berani menginterpretasikannya secara serampangan dengan kalimat seperti, Presiden mengungkap secara terang-terangan kemaluannya di depan sejumlah ulama dari Majlis Ulama Indonesia berkaitan dengan peredaran video porno dan menganggap hal itu sebagai tragedi kemaluan.

Sumber :

Disini

Disini
Newer Post Older Post Home

0 comments: