'Potret Diri' Cindy Sherman

By | Wednesday, February 15, 2012 2 comments
Dengan menempatkan kamera di seputar dirinya sendiri, Cindy Sherman membangun namanya sebagai salah satu fotografer paling disegani di akhir abad 20. Kendati sebagian besar foto yang dihasilkan adalah gambar dirinya, tapi foto-foto tersebut jelas bukan potret-diri, melainkan , Sherman menggunakan dirinya sebagai kendaraan untuk mengomentari beberapa isu tentang dunia modern: peran wanita, peran seorang seniman dsb. Melalui gambar-gambar ambigu dan ekletik tersebut, ia membangun suatu gaya yang berbeda. Melalui sejumlah karya, Sherman menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang menantang dan penting tentang gambaran dan peran perempuan di masyarakat, media dan alam kesenian.

Sherman lahir pada tahun 1954, di Glen Ridge, New Jersey, sebuah kota di pinggiran New York. Keluarganya pindah tidak lama setelah ia lahir. Sherman adalah bungsu dari lima bersaudara, tumbuh bersama di kota kecil Huntington, Long Island. Tidak seperti calon-calon artis umunya, sewaktu muda, ia tidak terlibat dalam kegiatan kesenian. Orang tuanya tidak pernah melibatkan diri dalam bidang tersebut; ayahnya seorang insinyur dan ibunya seorang guru. Ayah Sherman pensiun ketika ia masih duduk di bangku kelas lima SD. Sherman pernah mengatakan bahwa ‘tidak perlu sampai kuliah hingga aku bisa memiliki konsep tentang apa yang sedang terjadi di dunia. Pemikiranku tentang pelukis adalah seseorang yang menggambar di ruang sidang atau pembuat karikatur di atas papan dengan kapur. Orang tuaku memiliki buku semacam 101 lukisan-lukisan indah, yang memasukkan nama seperti Dali dan Picasso sebagai pelukis pendatang baru.” Terlepas dari orang tuanya yang tidak terlalu tertarik pada seni, toh mereka tetap memberi dukungan sewatku Sherman memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah seni setelah lulus SMA. Meski, menurut Sherman, ibunya telah memberi peringatan padanya untuk mengambil kursus mengajar. Dengan demikian, eksplorasi seni Sherman dimulai ketika ia kuliah di Universitas di Buffalo.

Karir awal Sherman di Buffalo sangat berbeda dengan yang kemudian terjadi. Sebagai mahasiswa baru, Sherman memutuskan untuk mempelajari lukisan sampai ia rasa cukup. Frustasi oleh keterbatasan dalam sebuah lukisan dan merasa bahwa ia telah melakukan semua yang ia bisa, akhirnya ia menyerah. Sherman mengatakan bahwa tidak ada lagi yang bisa diungkapkan (lewat lukisan). "Dengan teliti aku menyalin lukisan-lukisan lain, hingga kemudian aku sadar, aku hanya mampu menggunakan kamera dan meluangkan waktu untuk menaruh ide di dalamnya," ungkapnya. Inilah yang secara eksplisit ia lakukan. Sherman telah menyatakan bahwa ia tidak akan mencapai sukses sebagai pelukis, dan menyatakan bahwa ia tidak akan mampu mereaksikan sesuatu yang lebih mendalam pada lukisan. Kurangnya koneksi penting dalam proses melukis, Sherman pindah haluan ke fotografi, dan mempelajarinya di saat-saat luang di Buffalo. Saat itulah ia bertemu dengan orang-orang yang menjadi bagian penting dalam hidupnya: teman sesama seniman, Robert Longo. Bersama Longo dan Charles Clough, Sherman membentuk Hallwalls, ruang independen para seniman tempat memamerkan karya.


Setelah lulus, tahun 1976, Sherman memutuskan pindah ke New York untuk memulai karir seninya. Menempati kamar loteng di Fulton Street di Manhattan, Sherman mulai mengambil gambar-gambar dirinya. Foto-foto tersebut kemudian dikenal dengan 'Untitled Film Stills' (karya yang mungkin paling terkenal di sepanjang karirnya). Dalam foto-foto tersebut, yang dimulai tahun 1977, ia memerankan dirinya sebagai aktres film-B. Foto-foto itu memperlihatkan dirinya sedang memerankan karakter yang berbeda-beda, memakai wig, topi, gaun, pakaian-pakaian yang sepertinya bukan miliknya. Sementara mungkin banyak sekali kesalahan dalam foto-foto itu sebagai potret-diri, foto-foto tersebut hanya bermain-main dengan unsur-unsur dasar dan sama sekali berbeda dengan yang biasanya. Dalam setiap foto, Sherman menampilkan suatu tipe – bukan dirinya yang sesungguhnya melainkan pribadi khayalan. Kadang ia tampil dalam sosok seorang ibu rumah tangga, atau seorang pelacur, perempuan dalam tekanan, perempuan yang sedang menangis, penari, aktres dsb. Dalam memerankan karakter-karakter tersebut, Ia memliki kelenturan, dan dapat menguabah diri layaknya bunglon.

Dalam seni potret, seorang seniman harus memiliki tujuan spesifik untuk menggambarkan sesuatu - dalam hal ini manusia, yang kemudian dijelaskan lewat judul ( biasanya diambil dari nama subjek foto tersebut), atau, menciptakan gambar yang menampakkan kemiripan secara fisik yang mengarah pada perasaan khas individu tertentu. Itu adalah dua contoh bagaimana Sherman secara cermat berkomunikasi dengan pemerhati foto. Dengan memberinya judul ‘Untitled’ pada tiap foto, juga menomorinya, Sherman menjelaskan bahwa karya-karya yang ia hasilkan tidak sedang melukiskan dirinya secara prbadi.

Ada juga petunjuk, walaupun sangat sedikit, tentang pribadi Sherman di dalam karya-karyanya - tiap foto yang dihasilkannya sangat khas dan penuh ambigu yang meninggalkan kesan membingungkan alih-alih kejelasan tentang alam pikiran Sherman sesungguhnya. Sherman menyelesaikan proyeknya tiga tahun kemudian (pada 1980) ketika ia kehabisan klise foto yang biasa digunakan untuk bekerja. Rangkaian karya tersebut menarik minat public kritikus. Ia menyelenggarakan pameran solo perdananya di galeri seni nirlaba, The Kitchen, New York City. Pada tahun 1980, Sherman juga menciptakan rangkaian karya yang diberi nama ‘Rear-Screen Projections’ yang mana memiliki kemiripan dengan karya sebelumnya, Untitled Film Stills. Dlam karya tersebut, Sherman berdandan dan diarak dengan latar belakang slide yang diproyeksikan.

Tahun 1981 ia dipilih oleh salah satu majalah ternama, Artforum, untuk mengisi halaman tengah sebagai berita terbaru. Sherman terus menciptakan karyanya dengan keindahan yang padu: kamera ditempatkan di atas dirinya biasanya sambil meringkuk di tanah atau memperlihatkan diri seperti sedang melamun. Seri ini, juga seri lainnya yang memperlihatkan Sherman dalam jubah mandi warna pink, ditolak oleh editor Artforum, Ingrid Sischy, yang menyatakan bahwa foto-foto hal itu bisa membawa pada kesalahfahaman.

Bersambung ke bagian II

Newer Post Older Post Home

2 comments: