INDONESIA ITU "MENGECEWAKAN"

By | Friday, December 30, 2011 Leave a Comment

Keluarga Besar BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pasang iklan sisipan sampul di Kompas pagi ini, 28/12/2011. Judulnya cukup provokatif. Ha ha ha... INDONESIA ITU "MENGECEWAKAN..."

Secara keseluruhan iklan itu adalah ucapan terimakasih kepada masyarakat Indonesia yang bersama pemerintahan SBY berhasil mencapai investment grade di akhir tahun 2011. Ada ilustrasi grafik data makro ekonomi seperti: GDP Indonesia dibanding Negara lain, Trend Inflasi, dan Debt to GDP.
Selain itu iklan ini juga membanggakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,5%. Sayangnya kebanggan ini disampaikan secara sinistis untuk menyerang kelompok politik yang mungkin saja dianggap berseberangan dengan pemerintah.

Mari simak teks iklan tersebut:
Ha ha ha.. "Indonesia itu "mengecewakan..."
Perekonomian Indonesia yang berhasil tumbuh sampai 6,5% tahun 2011, ternyata bisa mengecewakan "kubu ekonomi" yang optimistis, sekaligus mengecewakan "kubu politik" yang pesimistis.
"Mestinya bukan hanya tubuh 6.5%." Itu kata golongan yang optimistis.
"Kok ekonomi Indonesia bisa tumbuh sampai 6,5% ya." Itu kata golongan yang kecewa mengapa ekonomi Indonesia bisa begini bagusnya.
He he he... Indonesia itu memang mengecewakan. Bagi mereka yang hobinya kecewa.
Kabar di media sosial menyebut, Menteri BUMN Dahlan Iskan membuat sediri naskah iklan tersebut: @amalalghozali Konon pak Dahlan Iskan sendiri yg menulis naskah iklan BUMN hour ini cc @subiakto @nukman @ridwankamil
Oh rupanya atribut Dahlan Iskan bertambah panjang: Wartawan, Konglomerat Media, Menteri dan kini penulis naskah iklan.

Seperti lazimnya Iklan, umumnya berisi pujian, kebanggaan, keberhasilan, keuanggulan sebuah produk atau ungkapan terimakasih kepada masyarakat atas sukses sebuah produk.

Tapi iklan Keluarga Besar BUMN yang biaya pemasangannya tak kurang dari setengah milyar ini cukup unik. Bukan sekadar kebanggaan terhadap sebuah sukses, tapi juga sentilan buat lawan politik. Entah siapa yang dimaksud. Toh selama ini Indonesia tak mengenal oposisi alias lawan politik pemerintah?

Dan yang lebih unik justru pemasang iklannya sendiri: Keluarga Besar BUMN. Seberapa besar sebenarnya kontribusi BUMN terhadap angka-angka statistik makro ekonomi yang ditunjukkan dalam iklan tersebut? Itu tak terjawab di iklan ini.

Sukses Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5% tentu hasil peran serta semua pihak: Kementerian terkait bidang ekonomi, pelaku ekonomi, swasta, dan masyarakat sebagai pasar.
Bahkan juga masyarakat kritis, yang selalu mengawasi berbagai persoalan ekonomi dengan cara pandang yang bisa jadi berbeda dengan pemerintah. Kritik adalah bagian dari pengawasan masyarakat untuk sebuah perbaikan. Tanpa kritik, niscaya korupsi yang belum kalis di birokrasi pemerintahan dan BUMN akan semakin menjadi-jadi. Tanpa kritik juga tak akan ada pemicu untuk berprestasi.

Dengan mencantumkan hanya 10 logo BUMN dalam iklan tersebut, mengesankan sukses dalam indikator makro ekonomi tersebut hanyalah berasal dari 10 BUMN dan sebagian masyarakat yang mendukung pemerintahan SBY.

Lalu kemana peran kementerian Keuangan, BI, Perdagangan, BKPM, Bapennas dan lembaga Negara yang lain? Bagaimana dengan BUMN yang lain, yang selama ini masih berrapot merah karena merugi dan hidup dari subsidi? Juga dimana swasta dan masyarakat kritis? Apakah mereka ini yang diposisikan sebagai yang hobinya kecewa?

Maaf kalo saya "kecewa" -bukan prihatin, seperti yang sering diucapkan SBY-- dengan iklan Indonesia itu "mengecewakan...".

Menebar optimisme agar Indonesia lebih baik, tidak semestinya dengan aura negatif dan menyudutkan kelompok tertentu. Lalu membusungkan dada, dirinyalah paling berjasa. Dan membayar mahal untuk hal yang tidak penting bagi masyarakat luas.


Sumber: Politikana/Yusro







Newer Post Older Post Home

0 comments: