Mark Twain: Novelis, Humoris dan Warga Dunia

By | Monday, June 27, 2011 Leave a Comment
William Faulkner menjuluki Mark Twain "the first truly American writer", sementara Eugene O'Neill memberinya julukan "the true father of American literature." Charles Darwin menyimpan buku Innocents Abroad di dalam laci meja di samping tempat tidurnya agar mudah dicapai apabila dia ingin menjernihkan pikiran dan bersantai sebelum tidur. Buku Twain yang bertajuk The Gilded Age juga digunakan untuk merujuk satu era dalam sejarah Amerika. Joseph Conrad sering berfikir tentang Life on the Mississippi ketika dia menjadi komandan di Congo. Friedrich Nietzsche mengagumi Tom Sawyer. Lu Xun begitu terpesona dengan Eve's Diary sehingga dia menerjemahkannya ke dalam bahasa China. Ernest Hemingway mendakwa "semua karya sastra moden Amerika berasal dari satu buku Mark Twain yang bertajuk Huckleberry Finn," sementara itu Kenzaburo Oe, yang juga menerima hadiah Nobel, menyebut Huck sebagai buku yang membawa kesan kuat pada kondisinya selama perang Jepang dan memberinya inspirasi untuk menulis novel. Presiden Franklin Delano Roosevelt mengambil frasa "New Deal" dari A Connecticut Yankee in King Arthur's Court, satu buku yang pertama kali mengutarakan konsep perjalanan menembus waktu (selain daripada karya Jules Verne) menurut penulis fiksi ilmiah terkenal, Isaac Asimov. José Martí begitu tersentuh oleh penggambaran Twain mengenai "kekejian mereka yang akan mempergunakan orang lain, mendapat manfaat atas penderitaan orang lain, dan menikmati nasib malang orang lain" dalam Yankee sehingga dia sendiri ingin pergi ke Hartford [Connecticut] dan bersalaman dengan Twain.

Twain disebut sebagai Cervantes-nya Amerika, Homer, Tolstoy, Shakespeare, dan Rabelais. Dari makian hingga humor bersahaja yang memenuhi sketsa komik awal watak-watak Amerika yang menghuni cerita fiksinya, tulisan-tulisan Twain memperkenalkan kepada pembaca di seluruh dunia akan gaya bicara khas orang Amerika. Adventures of Huckleberry Finn adalah karya sastera dengan semangat deklarasi kemerdekaan Amerika, sebuah buku yang tidak mungkin ditulis oleh orang Inggris, sebuah buku yang memperluas konsep demokrasi; apa yang dapat dilakukan dan apa yang dapat dicapai oleh novel modern.

Twain membantu mendefinisikan irama prosa dan bentuk peta moral kita. Ia melihat nilai terbaik dan terburuk kita, janji manis kita dan kegagalan besar kita, kelemahan dan kekurangan tragis kita. Ia memahami dengan lebih baik mimpi dan aspirasi Amerika, potensi untuk menjadi hebat dan potensi untuk melakukan kerusakan. Cerita-cerita fiksinya dengan brilian menerangi dunia masa itu dan dunia yang diwariskan ke kita, mengubahnya – termasuk kita – dalam proses itu. Dia tahu bahwa kaki kita sering menari mengikuti irama yang, entah bagaimana, jauh di luar pendengaran kita; dengan nada yang tepat, ia memperdengarkannya kembali ke kita.

Kepekaannya dalam merasakan kata yang tepat dan tidak membuat sepupunya berpikir bahwa orang-orang akan menaruh perhatian padanya baik secara langsung maupun lewat tulisan. (“Antara kata yang hampir tepat dengan kata yang tepat sangat jauh sekali perbedaannya – semacam perbedaan antara kunang-kunang dan lampu.”)

Tulisan fiksi maupun non fiksi yang unik, hebat, dan asli dari Twain masih tetap relevan dengan tantangan dunia yang dihadapi kini - seperti tantangan negara yang dasari oleh sistem perbudakan; atau teka-teki sikap percaya kita akan teknologi sekalipun kita sadar akan kekuatannya yang merusak; atau masalah imperialisme dan kesulitan-kesulitan menyingkirkan masalah itu. Sungguh sukar untuk mencari isu dunia hari ini yang belum

pernah disentuh oleh Twain dalam karyanya. Keturunan dan lingkungan? Hak-hak hewan? Batasan-batasan gender? Kedudukan suara masyarakat kulit hitam dalam warisan budaya Amerika Syarikat? Twain sudah menyentuhnya. Satiris Dick Gregory pernah berkata bahawa Twain "begitu jauh di depan masanya sehingga ia seharusnya tidak dibicarakan pada hari yang sama dengan orang lain."

Pada awal kariernya, Twain dipuji sebagai humoris berbakat. Tapi sifat humor dalam dirinya itu menyembunyikan kedalaman pemikiran yang ia miliki. ("Ya, kamu benar," Twain menulis kepada seorang teman pada tahun 1902, "Saya seorang moralis dalam penyamaran."). Waktu demi waktu, Twain sentiasa menantang harapan-harapan pembaca, membentuk kisah-kisah yang tak dapat dilupakan dari materi yang sebelum itu bukan bagian dari sastra. Seperti yang William Dean Howells pernah katakan, "Dia berjalan keluar di dunia abjad ... berjalan di atas rumput sesuka hati, walaupun terdapat tanda yang diletakkan sejak awal penulisan sastra, memberi peringatan kepada orang-orang akan bahaya dan hukuman bagi pelanggaran undang-undang walau sekecil apapun."

Dengan perasaan kemanusian, sinis, penuh belas kasih, tidak sabar, lucu, menggemparkan, amatan yang tajam dan kompleks, Twain memberi inspirasi kepada penulis-penulis besar abad 20 - tidak hanya di A.S., tetapi di seluruh dunia. Para penulis kagum dengan seni Twain yang dambil dari percakapan orang biasa - percakapan yang sebelum ini muncul dalam sastra sebagai bahan ejekan. Menurut pengamatan Jorge Luis Borges, melalui karya Huckleberry Finn "untuk pertama kalinya seorang penulis Amerika menggunakan bahasa Amerika yang bersahaja." Twain mengajari para penulis Amerika, dari Arthur Miller hingga David Bradley, Ralph Ellison, Ursula Le Guin, Toni Morrison, dan penulis-penulis lain yang tak terhitung, tentang betapa pentingnya kemahiran menulis fiksi. Beberapa tokoh utama dalam seni visual juga membaca karya-karya Mark Twain sebagai transformatif. Contohnya kartunis Chuck Jones yang memainkan peranan penting dalam pengembangan semacam ikon budaya popular Amerika seperti Road Runner, Wile E. Coyote, dan Bugs Bunny, mendapat ilham awal mencipta watak-watak ini dari membaca karya Mark Twain, Roughing It.

Dilahirkan pada tahun 1835 di desa Florida, Missouri, Sam Clemens (yang menggunakan nama "Mark Twain" pada tahun 1863) menghabiskan zaman kanak-kanaknya di bandar Hannibal, Missouri. Pada tahun 1847, selepas kematian ayahnya, Sam yang berumur 11 tahun ketika itu mengakhiri pendidikan formalnya dan menjadi perantis percetakan di kantor surat kabar lokal, kemudian bekerja di percetakan di St Louis, New York, Philadelphia, Washington dan tempat lain. Dia menghabiskan dua tahun mempelajari sungai dan bagaimana menjadi pengendara kapal boat, tetapi kariernya sebagai di sungai berakhir ketika perang saudara meletus. Setelah menghabiskan dua minggu di unit tentara Missouri yang bersimpati pada pihak Konfederasi, ia pergi ke Nevada bersama adiknya untuk mengadu nasib dalam pertambangan perak Walaupun ia gagal sebagai penggali perak, ia sukses sebagai seorang wartawan. Ia mulai mendapat nama dengan karyanya yang berjudul Jumping Frog ["The Jumping Frog from Calaveras County"] yang diterbitkan pada tahun 1865. Ia memikat Olivia Langdon dari Elmira, New York, dan menerbitkan Innocents Abroad pada tahun 1869, yang mendapat pengakuan di masyarakat. Twain menikah, memulai kehidupan baru dalam keluarga, tinggal di dalam rumah keluarga yang ia bangun di Hartford, Connecticut, dan di sinilah buku-buku yang menjadikannya terkenal sampai sekarang lahir. Masalah ekonomi memaksanya untuk hijrah ke Eropa pada awal 1890-an bersama keluarganya. Pada dekade terakhir, ia lolos dari kebangkrutan dengan perjalanannya ke Afrika dan Asia untuk memberi ceramah. Abad 19 berakhir, dan masuklah abad ke-20, ia mengutuk negaranya - dan beberapa penguasa Eropa - karena imperialisme mereka, dan ia menjadi wakil pimpinan Liga Anti-Imperialis. Anugerah-anugerah kehormatan yang diberikan kepadanya pada tahun-tahun berikutnya - seperti gelar kehormatan dan sambutan ulang tahun - gagal untuk mengisi kekosongan hati selepas kematian isteri dan dua puterinya. Ia meninggal dunia pada tahun 1910.

Pada tahun 1899, London Times memberinya gelar "Duta besar Amerika Serikat." Ia telah melihat dunia lebih luas dari penulis-penulis besar Amerika sebelumnya, dan buku-bukunya diterjemahkan lebih dari 70 bahasa. Kartunis-kartunis menjadikannya sebagai satu ikon terkenal dunia sebagaimana "Uncle Sam." Twain adalah salah seorang warga Amerika pertama yang benar-benar kosmopolitan, seseorang yang menjadikan dunia seperti negara kelahirannya.








Newer Post Older Post Home

0 comments: